Belajar Sastra dari Sosok Religius Kurniawan Gunadi
Menulis, bagi
sebagian orang memang bukan perihal gampang. Kebanyakan dari kita mengatakan
“susah” untuk menulis. Padahal bagi Penulis Hujan
Matahari dan Lautan Langit ini,
menulis adalah sesuatu cara untuk menikmati hidup. Ia selalu menuliskan apa
saja yang terlintas dibenaknya. Karena dengan menulis, ia mendapatkan
kebahagian tersendiri.
Menyoal tentang
latar belakang penulis, tentu bukan passion-nya dalam hal ini. Ia adalah
alumni Institut Teknologi Bandung dengan Jurusan Seni Rupa dan Desain. Namun ia
mengaku, kesibukannya yang ia jalani memang dapat dikatakan menghasilkan
sesuatu yang baik. Ia mampu menjalani perkuliahan sebagaimana mahasiswa
lainnya. Namun dari sekian banyak aktivitasnya menjalani proses hidup di
Bandung, Kurniawan Gunadi pun akhirnya menentukan pilihan hidupnya sendiri.
Dalam mengambil
langkah, tentu bukan sesuatu yang mudah bagi kebanyakan orang. Ia bertekad
bahwa masih ada kesempatan untuk membelokkan arah. Akhirnya ia menulis dan
menerbitkan buku dari hasilnya memaknai segala bentuk kehidupannya. Sebab ia
juga mengakui, bahwa dengan aktivitasnya yang baru inilah, ia mendapatkan
kebahagiaan. Hal kecil inilah yang terkadang tidak dapat dipandang kasat mata.
Bahwa pekerjaan yang “keren”, belum tentu membuat
diri pelakunya bahagia. Sebab hidup tanpa dijalani dengan cinta dan
kebahagiaan, maka akan menimbulkan kerja yang kurang maksimal.
Oleh karena itu,
dalam presentasinya saat mengisi acara pada Seminar Nasional “Di Balik Dunia Sastra”
pada 22 Oktober 2016 kemarin, ia memaparkan kunci menulis. Di awali dengan dua
surah al-Quran yaitu Surah Yunus ayat 101, yang berbunyi: Katakanlah:
"Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan Rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman".
Dilanjutkan
dengan Surah Al-Baqoroh ayat 164, yang berbunyi; “Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan.”
Kandungan
dari kedua ayat ini meyiratkan pesan, bahwa manusia diperintahkan untuk
memperhatikan segala yang ada di alam semesta sebagai sebuah renungan akan
ke-Maha Besar-an Allah SWT. Maka jika dikaitkan dengan motivasi menulis, tentu inilah
nasehat bagi orang-orang yang beriman. Sebab, inspirasi datang dari berbagai
lapisan kehidupan yang kita alami dalam kehidupan masing-masing individu. Faktor
inilah yang kemudian membawa manfaat bagi kita bahwa alam dan seisinya bukan
hanya mampu dinikmati kekayaannya, namun juga dapat menghasilkan ide untuk
memulai menuangkan gagasan.
Rahasia
lain dalam menulis, menurutnya yaitu menjawab pertanyaan 5W 1H,
ide, survey, jalan-jalan, bertemu banyak orang, membaca banyak buku,
melihat cara pandang, dan mulailah kerjakan.
Every flay.. wings, breath breathed
and action taken.. they all matter because they cause another reaction, which
causes further reactions..
Komentar
Posting Komentar