Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Simfoni

Aku kira setelah menuntaskan segala beban, aku akan berteriak sekuat suara di belantara Srenggi. Namun tidak, aku hanya diam dalam kepasrahan (yang perlu kau tahu) bahwa aku tidak akan menyesalinya kelak. Tidak akan! Sebelum memutuskan perkara mana yang lebih penting antara dua hal bahkan tiga yang menggumpal di pikiranku, aku sempat ambil pusing untuk lagi-lagi memilih mana yang lebih kupilih. Padahal jelas, aku tahu mana yang lebih prioritas di antara ketiganya. Bahkan tanpa berpikir panjang. Sementara, dengan bodohnya aku sempat mengambil jalan aman hanya untuk “diriku sendiri” tanpa memikirkan “sebuah tujuan besar” dalam hidup banyak orang. Aku melupakannya seolah hanya menuruti egoku dan kembali mencari aman untuk sekedar singgah di perwilayahan fana ini. Di balik fondasi “materi”.

Secuil Puisi dalam Menanam Kenangan

Gambar
  Puisi Bebuku dan Aku Di kota ini, hujan turun serupa lagu lama yang diputar ulang pada radio berkarat warisan nenekmu: mampu menghidupkan kenangan dan begitu mengganggu.

Kepemimpinan Wanita dalam Islam

Gambar
Sumber gambar: nahimunkar.com             Dalam kehidupan sehari-hari umat Islam, tentu tidak dapat terlepas dari persoalan kepemimpinan. Bahkan pentingnya kepemimpinan ini telah dibuktikan setelah wafatnya Rasulullah SAW. Sehingga umat Islam tidak seharusnya dibiarkan tanpa pemimpin. Maka dalam lingkup kehidupan, semestinya dapat mempercayakan kepemimpinan kepada orang-orang yang mampu. Baik secara jiwa, fisik, maupun faktor lain yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu Sayyidina Umar r.a. pun pernah berkata, “Tiada Islam tanpa jamaah, tiada jamaah tanpa kepemimpinan dan tiada pula kepemimpinan tanpa ketaatan.

Dari Tanah Madura

Gambar
Karya : Muthi’ah    1// Kurasakan gigil menari dipembaringan Membersamai waktu yang berkali-kali mengutukku Mendekap hujan dan duka menjadi seirama Melantunkan nada-nada sendu Ada bekas sayatan malam Di hening kamar yang enggan berbagi Sementara, bau anyir puisiku menyemerbakkan kekata Pada jantungku yang terbelah dikoyak ngungun