Dari Tanah Madura


Karya : Muthi’ah 


 




1//
Kurasakan gigil menari dipembaringan
Membersamai waktu yang berkali-kali mengutukku
Mendekap hujan dan duka menjadi seirama
Melantunkan nada-nada sendu

Ada bekas sayatan malam
Di hening kamar yang enggan berbagi
Sementara, bau anyir puisiku menyemerbakkan kekata
Pada jantungku yang terbelah dikoyak ngungun



2//
Benakku berkata perihal Lombang1
Disana, ribuan syair dilantunkan
Dari mulut ombak-ombak yang bernyanyi
Hingga tiap inci pasir turut berpuisi

Para penyair Legung2
Menapaki jejak-jejak Zawawi3
Menggetarkan gejolak jiwa di bawah langit Illahi
Seakan surga menapak ditiap lembaran-lembaran fana

3//
Di keheningan malam, lautan bergemuruh
Sang Mahwi4 mengabarkan perihal tanahnya yang merana
Katanya, “Lumajang5 menderai jauh”
“Runcing bambu 10 November terkubur”
Bagaimana nasib tanah lahir?


Bak bendera merah berkibar:
“Hunjamkan ujung penamu
Koyak-moyaklah kalbuku
Agar Afrika yang resah,
Gadis-gadis yang merias alis dengan arang tungku
Bisa kubawa lari jauh ke lereng Semiru6.”

Luka batinnya semakin mengangga
Syair-syairnya bergejolak dari nun di sana

4//
Pikirku berlarian ke gunung dan hutan-hutan
Mencari kebijaksanaan
Menelanjangi kepedihan
Dan turut memuliakan sisa kehidupan

Kartasura, 24 November 2016
___________________________
Penjelasan:
1 Pantai di Sumenep, Madura
2 Kabupaten di Madura
3 Penyair kelahiran Madura, pemilik nama lengkap Zawawi Imron
4 Penyair muda Madura, pemilik nama pena Mahwi Air Tawar
5 Kabupaten di Madura
6 Gunung Semeru, tertinggi di Jawa Timur
Bergaris miring: kutipan puisi Mahwi Air Tawar berjudul Di Atas Jembatan Cisadane
  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Muhasabah

Contoh Teks Master of Ceremony Acara Formal