Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

Tiada Celah untuk Kalah!

*Esai ini telah dipublikasikan dalam rubrik Wacana di web  http://www.iain-surakarta.ac.id/?p=5363 Masih terbingkai nuansa Le Nausee , dalam sajak Acep Zamzam Noor sebagai salah satu puisi pilihan PEKSIMIDA Jawa Tengah di Universitas Muria Kudus tanggal 27-28 Juli 2016 lalu. Aksara Acep bersyair, Jejak bulan telah hapus/ Bumi tinggal rawa peradaban/ Kata-kata menjadi belantara nilai/ Tak terbaca . Puisi ini mengisyaratkan tentang dunia yang carut-marut tanpa bahasa. Maka akan tergambar layaknya kehidupan tanpa pedoman.

Distikon Rindu Ibu

Gambar
Sebagai pengantar Senin yang bersahaja ini, aku ingin bercerita sekilas cerita cinta tentang alunan aksara yang hampir-hampir membuatku tak bisa menjauh darinya. Hahaha.. Rasanya terlalu lebay yaa wkwkwk.. Begini, dulu. Sekitar dua tahun yang lalu, aku sangat menyukai rutinitasku begadang. Wow begadang?? Yaa.. karena hampir jam 2 aku baru melipat kelopak mataku dan melanjutkan mimpi. Itupun jika aku sudah merasa ngantuk. Hehe..

Sajak-Sajak (Usang) Mutia Senja

Nih, lagi-lagi menemukan syairku yang sempat tersemat di beranda Facebook :D  Semoga menginspirasi ^^ Syair Jiwa Penerus Bangsa Tempat ini kan jadi saksi Perjalananku yang tak henti Langkahkan kaki dipagi hari Hingga siang kan kembali Sapa salam kubisikkan Agar selamat diperjalanan Sampaikan sejuta angan Lewat lisan aku sampaikan Ini saatnya melangkah maju Genggam niat perbanyak ilmu Tanpa berbekal kata ragu Keyakinan kan menyatu Bimbing kami pahlawan bangsa Dari bimbang yang terasa Sampai kami benar bisa Pecahkan soal hingga perkara Biarkan cita penuh harap Walau halangan sangatlah kerap Namun langkah terus menderap Sebelum abu berbentuk asap *Syair Jiwa Muda Kota Asri, 7 Mei 2014

Membaca Tanda

 Oleh: Muthi'ah Belajar kehidupan serupa belajar tentang kesabaran. Kedua-duanya memiliki pengaplikasian yang tiada batas. Jika benar bahwa kehidupan merupakan sebuah proses pembelajaran, maka setiap orang akan belajar sebagai kebutuhan hidup. Begitu pula sebaliknya. Hidup untuk belajar.             Sebagai insan berpedoman, Allah telah menunjukkan firmannya dalam Al-Qur’an Surah Fushilat ayat 53, “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” Maka beruntunglah setiap hamba Allah yang tetap istiqomah dalam alur petunjuk-Nya. Bahwa setiap diri adalah sesuatu yang perlu untuk dipelajari.

Memaknai Sisi Religius Manusia sebagai Makhluk Berbudaya

    Terjadinya interaksi dalam kehidupan manusia akan mempengaruhi pembentukan kepribadian manusia dalam prosesnya. Pengaruh yang muncul tersebut dapat menciptakan kombinasi yang beragam dalam hidup dan kehidupan, sebagai sebuah simbol internal dan eksternal dalam diri manusia dengan lingkungannya. Bahkan kehidupan yang mengacu dengan kebiasaan yang sering dikombinasikan dengan unsur yang terbentuk, akan membentuk pula budaya baru yang melekat di dalam kehidupan manusia sebagai insan yang selalu berinteraksi dengan alam sekitarnya.

Politik Seni

Memang benar, jika hidup bukan perihal gampang. Melanjutkan roda jiwa hingga dianggap orang lain sebagai manusia yang "mampu" pun membutuhkan setebal-tebalnya alasan. Serupa ada sebalik latar belakang kehidupan yang turut dilirik. Ya, boleh kusebut politik seni, misalnya. Atau bahkan seluar biasanya seni berpolitik? Entah.

Ketika Kami Melukis Cinta

Di malam yang sesunyi ini, mungkin ribuan bintang sedang memangku kekata untuk sejenak berdialog dengan awan. Mereka tak nampak, seperti malam-malam yang biasa kusebut lampu-lampu langit. Memancarkan sehinggap sinar untuk menemani serangga malam yang saling berbisik.                 Sedangkan malam ini, aku ingin menceritakan kepada malam yang senantiasa duduk menemaniku. Menungguku menuliskan kekata yang tersirat pada layar monitor yang seolah ingin memberikan seberkas cahayanya teruntuk mataku yang lelah. Meskipun aku pun tahu, ketika semua hal di sampingku kurasakan dengan gejolak cinta, maka rasa syukur selalu tercurah sebagai kedekatan yang bermakna.