Puisi, Wujud Cinta "Negeri"

Dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra 2016, Balai Bahasa Jawa Tengah menyelenggarakan Lomba Cipta Puisi Indonesia dan Jawa. Wadah ekspresi kecintaan terhadap Jawa Tengah ini ditujukan untuk siswa, mahasiswa, guru, dan masyarakat umum, baik yang berdomisili di Jawa Tengah maupun luar Jawa Tengah. Lomba bertema “Aku Cinta Jawa Tengah” tersebut bertujuan (1) membangun dan meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap Jawa Tengah sehingga rumangsa handarbeni ‘merasa memiliki’ Jawa Tengah, (2) mengasah kepekaan terhadap situasi Jawa Tengah, (3) meningkatkan kemampuan dan mengembangkan bakat seluruh elemen masyarakat Jawa Tengah dalam berekspresi sastra, dan (4) membangun sikap positif dan apresiatif masyarakat terhadap Jawa Tengah melalui karya sastra puisi.


Lomba Cipta Puisi dilaksanakan pada 25 September 2016 di Pendapa Pangayoman Kabupaten Temanggung. Lomba yang diikuti oleh 1.763 peserta ini terbagi dalam dua kategori, yaitu puisi Indonesia dan Jawa. Puisi karya peserta dinilai berdasarkan kategori masing-masing oleh tiga orang juri yang terdiri atas akademisi dan satrawan. Dengan mempertimbangkan aspek-aspek penilaian yang meliputi kesesuaian isi dengan tema, amanat yang disampaikan, keseimbangan dalam komposisi, kepaduan unsur-unsur puisi, serta keindahan puisi (pemilihan kata gaya bahasa dan citraan, kreativitas, dan keunikan puisi).
(Sumber: www.balaibahasajateng.web.id/)

Sekarang, giliran baca puisiku ya.. *ojo kaget :D
***

[Puisi Bahasa Indonesia]
Almanak Rindu
Karya: Muthi’ah

1//
Ingin kunikmati sepiring nasi tumpang
Dengan lauk bakwan –mendoan gurih
Memecah ingatan pada rahimmu yang perih
Nyalakan tungku pada gejolak api rindu
Niscaya ilalang telah merambatkan semak
di hatiku

2//
Tiga bulan yang lalu
Setelah sebuah kereta menghantarkanku dari Stasiun Balapan
menuju tempatku menuntut ilmu
Serasa sesak mengganggu
Sebab telah kutinggalkan separuh jiwaku dikantung napasmu

Ibu, iringi langkahku
Pada rihlahku yang jemu
Karena selalu kucium gurih air susumu
Atau lelagon Lir-Ilir yang selalu kau senandungkan
Menjelang tidur malamku

O, bagaimana kuterjemahkan pilu
Jika rinduku semakin menganak Lawu

3//
Di Jakarta, setiap malam tiba
Seringkali kupunguti aksara-aksara Tuhan
Menaruhnya dalam sepincuk puisi
Saat kita saling membagi cinta di tepian Waduk Gajah Mungkur
Bermandikan tawa pada tirta Grojogan Sewu
Berkeliling Pasar Klewer sambil nyang-nyangan
Dengan penjual batik yang menanggapi dengan guyonan

Kau dan aku akan menjelma serupa wedang ronde
Mengalahkan gigil sembari menikmati nuansa senja
di Pasar Gede Harjonagoro saat liburan tiba
Kusematkan pula perihal tawa kita
Ketika dagelan menjadi tontonan pelipur lara

Ah, bagaimana bisa kudapatkan bahagia yang lebih tulus
Melebihi singgasana asal muasal janinku diramu
Bagaimana bisa kutemukan mahligai baru
Jika jiwaku telah beraromakan petrichor dari tanah kelahiranku

4//
Biarkan rindu ini menggetarkan dinding-dinding ibu kota
Yang akan menjadi alasan
untukku kembali pulang

Temanggung, 25 September 2016

***

[Puisi Bahasa Jawa]
Iki Opini
Dening: Muthi’ah

Kelingan ngendikanipun Bapak Pramodya
Nulis iku nyambut gawe kanggo keabadian
Mula apa sing isa tak lakoni
Gaweanku mung nulis sinambi ngopi
Nyawang plataran kang ngetokake kaendahan

Saya mlarat cahyaning ati
Para manungsa apa maneh para pemuda
Ketularan virus selfi
Tanpa mikir kuasane Sang Gusti
Kang nyiptakake kaendahan negeri

Nalika aku mung bia mirsani
Ngejawantah mring lathi
Tinularke rerasa marang puisi utawa opini

Anaku iki ora pati migunani
Mung kepingin suara lathiku
Dadi manfaat kanggo negeriku

Temanggung, 25 September 2016

 ***
Ojo diguyu yoo hahaha..
Matur Suwun sampun maos ^^
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Muhasabah

Contoh Teks Master of Ceremony Acara Formal