Setangkai Sukma Teruntuk "Kusuma"



Matahari telah menampakkan sinarnya hingga turut menyinari hari kita agar senantiasa bahagia.
Maka, saat suka maupun duka sempat singgah, tiada kata selain kebahagiaan atas kenikmatan iman yang membuat kita dipersaudarakan.
Sungguh, sebuah pertalian teman tidak akan cukup untuk membayar status selain daripada kesamaan akan tujuan dalam menggapai keridhoan Illahi.
Sebab, aku tahu betul bagaimana menerjemahkan hatiku tentang kebersamaan dan nyaman yang kurasakan.


Kita sama-sama pengagum senja bukan?
Aku ingin menarik lenganmu saat Tuhan menginjinkan kita menapaki permukaan surgawi.
Di sana, kita akan menemukan panorama senja dan saling bertukar cerita tentang pertemuan kita.
Maka aku akan mengakui bahwa aku tidak pernah menduga pertemuan kita akan berakhir di sini. Tentu dengan senyum yang setiap kali menjadi ungkapan hati atas rasa syukur yang tiada henti.
Kau tahu, begitu banyak hal yang aku dapat saat memahami berjuta manusia, termasuk kau dalam sejarah hidupku.
Seringkali, keingintahuanku sebagai saudara tiada lain agar kau selalu berada dalam ketaatan. Sebab, barangkali suatu saat kau juga akan menegurku agar kembali menuju jalan keistiqamahan.

Tepat tanggal 26 Januari 2017, tentu kau tahu, bahwa hari ini adalah hari terakhir tentang keinginanku mengajakmu berkunjung ke suatu tempat. Barang tentu, aku berharap dengan sangat meskipun akhirnya keputusanku harus kembali kepada kepentingan yang lain. Maka, kesekian kalinya aku meminta maaf kepadamu atas segala kelakuan PHP yang sempat membuatmu kecewa. Ya, meskipun kau tak begitu mempermasalahkannya bukan? Anggap saja begitu hehe
Saat ini, aku menulis aksaraku ketika lelah seperempat hari melakukan percobaan dapur. Ya, tentu di sampingmu, sambil menungguimu tertidur pulas, sedang aku masih asyik dengan diksi yang membicarakan perihal kau. Mungkin, setelah menikmati alunan ritme musik dengan lantunan biola itu, aku tergugah untuk menuliskan segara perasaan bahagia. Tentu tidak putus rasa syukur pernah mengenalmu dalam hidupku. Barangkali, mungkin aku tak peduli seberapa banyak aku membuatmu marah, kecewa, bahkan tertawa. Namun, suatu saat ketika kau membaca tulisanku ini, tolong maafkan aku atas segala ketololanku ya wkwk

Benar saja, begitu lihainya jemariku sambil mendeskripsikan sebuah kebersamaan. Sebab, aku; meskipun terkadang aneh dan konyol, atau mungkin dengan perlakuanku yang membuatmu merasa terganggu, segalanya kulakukan sebab sebuah kenyamanan dalam persaudaraan telah kudapatkan. Aku tak akan bisa berbicara banyak hal denganmu jika kepercayaanku belum utuh. Tetapi buktinya, begitu menderunya lisanku untuk menceritakan perihal apa saja. Kau ingat saat kita asyik curhat hingga magrib tiba? Lalu, saat sama-sama menikmati balungan di sebalik jendela, mengamati bekas gerimis hingga lagi-lagi malam pun turut menyapa. Sungguh, aku tak pernah membayangkan kau dapat bercerita banyak hal. Begitu pula aku yang terbiasa mencurahkan segala lewat tulisan untuk kusimpan. Kau tentu tahu itu, bukan?

Mungkin, bisa jadi aku bukanlah seseorang yang seutuhnya berharga dalam dirimu. Sebab aku bukanlah sosok teman yang baik untuk membuatmu merasa bahagia saat kita bersama. Karena aku pun sadar, begitu banyak kesalahan yang sempat kutinggalkan hingga membekas dalam lubuk hatimu. Maka, lagi-lagi, maafkan aku atas segala khilaf dan salah. Sungguh, meskipun kita sama-sama manusia yang hadir dengan perbedaan, namun aku sangat bersyukur dapat menjadi bagian dari hidupmu dalam menuju keridhoan-Nya. Perjalanan panjang inilah yang membuatku yakin bahwa kita dapat menjalin tali persaudaraan yang lebih daripada sekedar berteman dan menikmati “dolan” yang juga bukan hanya sebagai ajang permainan. Sebab kita sama-sama paham bukan?

Saat ini, aku pun lelah, dengan aktivitas hari ini. Mungkin, sama halnya denganmu. Sehingga kau pun masih saja melipat kelopak matamu di siang yang nampak mendung ini. Namun, aku tak bisa menahan muntahan kata-kata yang terus meluapkan rasa bahagia. Begitu banyak hal yang harus kuungkapkan jika suatu saat aku tak dapat memberikan sesuatu yang berharga bagimu, kecuali dengan kekataku ini. Agar, kau mampu membacanya dan mengadakan aku kembali dalam kehidupanmu sekarang. Aku sangat berharap dapat bersua kembali dipelataran baqa’. Di mana kisah kita akan kembali terulang dengan suka cita dan rasa bangga. Kebenaranlah yang akan mengantarkan kita kelak di surga, semoga.

Kau masih ingat bukan, tentang segala perjuangan?
Tentu kau tidak akan melupakannya. Begitu pula denganku.
Begitu banyak tantangan yang kita hadapi bersama-sama.
Maka, jika sempat kebahagiaan kubagi dengan seseorang yang lain, tentu hal itu hanyalah kebahagiaan semu.
Sebab, keterikatan iniah yang lebih abadi dari segala yang ada di bumi.

Bagaimana lagi kukisahkan berribu makna dalam hidupku, jika setiap saat kita bertemu, selalu menciptakan hikmah yang barang tentu hanya mampu kujadikan sebagai pembelajaran diri. Hingga kini, adamu adalah anugerah Tuhan yang turut menguatkanku dalam perjalanan panjang ini. Bila saja segala tindakanku tak menggambarkan segalanya, namun hatiku berujar perihal kejujuran yang tanpa dibuat-buat. Aku bisa mengambil makna yang banyak kudapatkan selama persaudaraan kita hingga kini, esok, atau lusa. Kau tetap menjadi manusia berharga dalam mengisi hidupku dan mengusir kehampaan waktu.

Terima kasih, untuk senja yang baru saja kau lukiskan warna baru disebalik cahayanya.
Barangkali, suatu saat kita mampu melukisnya bersama, ya!
Aku selalu mendoakanmu, agar setiap langkahmu, selalu menghadirkan kebermanfaatan bagi siapa pun yang mendamba cinta sejati-Nya.

Pucangan, 26 Januari 2017.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Muhasabah

Contoh Teks Master of Ceremony Acara Formal