Menjumpa Rupa
Ah! Wacana akan mengembalikanku kembali ke rahim itu. Sedangkan benalu yang menempel erat di sanubariku sepertinya akan singgah dalam waktu yang lama. Berjalan dengan arah yang pasti, namun kakiku menyeret berjuta kenangan yang membuatku selalu ingin mencumbu dengan suasana itu. Dua jam setelah ini wajah-wajah pemain kanvas itu akan menampakkan geliatnya menuju pementasan yang ku sebut Sanca. Entah apa yang membuatnya melangkahkan kaki perwilayahan yang berbeda dari dunianya, sedangkan kemegahan telah mereka dapatkan. Dunia yang pernah mengisi relung jiwaku, hingga aku tak pernah sedikitpun mengusirnya dari cinta dan kecintaanku terhadapnya. Mereka kuanggap minor. Ternyata banyak dari mereka yang tak puas dengan perlakuan yang ia dapatkan untuk mengekspresikan diri dengan tinta warna-warni. Oh, apakah ini serupa rasa rindu akan goresan-goresan cinta?