Simfoni
Aku kira setelah menuntaskan segala beban, aku akan berteriak sekuat suara di belantara Srenggi. Namun tidak, aku hanya diam dalam kepasrahan (yang perlu kau tahu) bahwa aku tidak akan menyesalinya kelak. Tidak akan! Sebelum memutuskan perkara mana yang lebih penting antara dua hal bahkan tiga yang menggumpal di pikiranku, aku sempat ambil pusing untuk lagi-lagi memilih mana yang lebih kupilih. Padahal jelas, aku tahu mana yang lebih prioritas di antara ketiganya. Bahkan tanpa berpikir panjang. Sementara, dengan bodohnya aku sempat mengambil jalan aman hanya untuk “diriku sendiri” tanpa memikirkan “sebuah tujuan besar” dalam hidup banyak orang. Aku melupakannya seolah hanya menuruti egoku dan kembali mencari aman untuk sekedar singgah di perwilayahan fana ini. Di balik fondasi “materi”.